Memahami “Manunggaling Kawula Gusti”

Perkara yang menghalang Makrifatullah
April 27, 2009
Asal usul gerakan Sufi
April 27, 2009
Perkara yang menghalang Makrifatullah
April 27, 2009
Asal usul gerakan Sufi
April 27, 2009

Berikut saya nukilkan sebagian dari artikel Kejawen yang berjudul : Menggapai Wahyu Dyatmiko karya Ki Sondang Mandali untuk menambah pengetahuan kita.


Dalam ajaran Kejawen ada istilah “Manunggaling Kawula Gusti”. Hal ini sering diertikan bahawa menyatunya manusia (kawula) dengan Tuhan (Gusti). Anggapan bahawa Gusti sebagai personifikasi Tuhan kurang tepat. Gusti (Pangeran, Ingsun) yang dimaksud adalah personifikasi dari Dzat Urip (Kesejatian Hidup), derivate (emanasi, pancaran, tajalli) Tuhan.

Hal ini boleh dilihat dari “Wirid 8 Pangkat Kejawen”:

Wejangan panetepan santosaning pangandel, yaiku bubuka-ning kawruh manunggaling kawula-gusti sing amangsit pikukuh anngone bisa angandel (yakin) menawa urip pribadi kayektene rinasuk dening dzate Pangeran (Dzat Urip, Sejating Urip). Pangeran iku ya jumenenge urip kita pribadi sing sejati. Roroning atunggal, sing sinebut ya sing anebut. Dene pangertene utusan iku cahya kita pribadi, karana cahya kita iku dadi panengeraning Pageran. Dununge mangkene : “Sayekti temen kabeh tumeka marang sira utusaning Pangeran metu saka awakira, mungguh utusan iku nyembadani barang saciptanira, yen angandel yekti antuk sih pangapuraning Pangeran”. Menawa bisa nampa pituduh sing mangkene diarah awas ing panggalih, ya urip kita pribadi iki jumenenging nugraha lan kanugrahan. Nugraha iku gusti, kanugrahan iku kawula. Tunggaal tanpa wangenan ana ing badan kita pribadi.

Terjemahannya :

Ajaran pemantapan keyakinan, iiaitu pembukanya kawruh (ilmu) “Manunggaling Kawula Gusti” yang memberikan wangsit (petunjuk) keteguhan untuk yakin bahawa hidup kita peribadi sesungguhnya dirasuki zatnya Tuhan (zat Urip, Sejatining Urip). Tuhan itu bertahtanya pada hidup kita yang sejati. Dwitunggal (roroning atunggal) yang disebut dan yang menyebut. Sedangkan pengertian utusan itu cahaya hidup kita peribadi, kerana cahaya hidup kita itu menjadi pertanda adanya Tuhan. Maksudnya : “Sesungguhnya nyata semua datang kepada kamu utusan Tuhan (memancar) keluar dari dirimu sendiri. Sebenarnya utusan itu mencukupi semua yang kamu inginkan, kalau percaya pasti mendapat pengampunan dari Tuhan”. Bila bias menerima petunjuk yang seperti ini supaya awas dan hati-hati, ya hidup kita ini bertahtanya nugraha dan anugerah. Nugraha itu gusti (tuhan) sedang anugerah itu kawula (abdi). Bersatu tanpa batas pemisah dalam badan kita sendiri.

******


Jadi menurut pemahaman saya peribadi, bahawa yang dimaksud dengan kawula itu adalah jiwa kita dan yang dimaksud dengan Gusti itu adalah Roh kita. Mengenai pengertian jiwa dan roh boleh dibaca pada artikel yang saya posting sebelumnya yaitu : Jiwa dan Roh

Lalu bagaimana jiwa dan roh bisa menyatu? Hal ini perlu pemahaman yang mendalam. Kerana sewaktu meninggal Ro langsung kembali kepada Allah, sedangkan jiwa mempertanggung-jawabkan perbuatannya.